Jumat, 13 Maret 2009

ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA

ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA

Oleh : Budi Mochamad N.

PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dengan kata lain manusia tidak dapat hidup sendiri dan manusia satu dan yang lainnya saling ketergantungan, serta hidup secara berkelompok membentuk suatu masyarakat yang memiliki cara hidup dan kebiasaannya sendiri. Cara hidup dan kebiasaan masyarakat tersebut kemudian melahirkan sutu kebudayaan, maka manusia kemudian memiliki suatu kebudayan.
Kebudyaan itu sendiri dapat didefinisikan sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Suatu kebudayaan hanyalah berlaku pada kelompok masyarakat tertentu tetapi tentunya setiap kebudayaan memiliki nilai-nilai etika dan estetika yang membuat setiap anggota masyarakatnya dalam hai ini setiap indifidu manusia memiliki nilai etika dan estetika. Manusia yang beretika akan menghasilkan budaya yang beretika dan berestetika pula.
Etika berbudya mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan haruslah mengandung niali-nilai etik yang bersifat universal. Meskipun demikian suatu budaya yang dihasilkan tentunya memenuhi nilai-nilai etik, atau tidak bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini oleh masyarakat. Sedangkan estetika dapat dikatakan sebagi teori tentang seni, atau nilai estetika berkaitan dengan nilai-nilai mengenain indah dan atau jelek. Estetika sendiri berifat subyektif, sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.
Etika dan estetika dalam suatu kebudayaan diperlukan untuk menjaga nilai-nilai kebaikan, kejujuran, sopan-santun, pergaulan, dan rasa keindahan. Dengan adanya nilai-nilai etika dan estetika dalam suatu kebudayaan tentunya suatu masyarakat dapat menjadi lebih baik dan teratur.
Globalisasi yang ditandai dengan berkembangnya era informasi yang begitu cepat pengaruh kebudayaan luar terhadap kebudayaan lokal tentunya tidak dapat dihindarkan. Kadangkala pengaruh dari dari kebudayaan asing tidaklah cocok dengan kebudayaan lokal karena seringkali pengaruh budaya yang masuk hanyalah pengaruh negatifnya. Selain itu karena budaya asing terkadang dianggap lebih baik, dan lebih modern maka seringkali budaya dari luar terutama budaya barat lebih dikenal dari pada kebudayaan bangsa sendiri, Belumlagi budaya lokal dan tradisional masyarakat indonesia yang juga mulai tersingkir dengan budaya metropolitan di ibu kota. Selain itu juga sering terjadi benturan antara nilai keagamaan dengan budaya yang masuk dari luar tersebut. Maka diperlukan sebuah solusi mengenai permasalahan yang timbul dari pengaruh budaya luar tersebut.

ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA
Etika manusia dalam berbudaya
Etika berasal dari bahasa Yuniani, ethos. Menurut beberapa ahli terdapat tiga jenis makna mengenai etika yaitu, Pertama Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok orang dalam mengatur perbuatan dan tingkah laku. Kedua Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (kode etik). Ketiga Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang sesuatu baik dan buruk (filsafat moral).
Estetika manusia dalam berbudaya
Estetika dapat dikatakan juga sebagi teori tentang keindahan atau lebih tepatnya lagi seni, Estetika sangat berkaitan dengan nilai-nilai tentang sesuatu yang indah dan elek. Adapun mengenai makna dari keindahan itu sendiri yaitu, secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan, kemudian keindahan secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan (bentuk, rupa dan warna). Adapun keindahan secara estetik murni, yaitu menyangkut pengalaman estetik sesorang dalam hubungannya dengan segala seuatu yang diresapinya melalui indera dan perasaannya. Estetika lebih berifat subyektif dan relatif, sehingga estetika tidak bisa ditetapkan secara jelas, sesuatu yang dianggap indah oleh seseorang belum tentu terlihat sama oleh orang lain. Tetapi yang paling penting mengenai estetika yaitu apresiasi terhadap keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.

NILAI-NILAI ETIKA DAN ESTETIKA KEBUDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA
Masyarakat indonesia sebagai bangsa yang majemuk yang kebudayaannya terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan bahasa, tentunya juga memiliki kebudayan yang majemuk pula. Adapun pengertian tentang kebudayaan bangsa Indonesia itu sendiri adalah, “Kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya." Tetapi kemajemukan budaya tersebut terdapat satu kesamaan, yaitu budaya yang bercorak ketimuran. Adapun negara Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim tentunya juga mempengaruhi corak budaya indonesia, selain budaya yang bercorak ketimuran juga diperkuat dengan budaya Islam yang kental, menjadikan masyarakat indonesia memiliki corak kebudayaan khas dan tersendiri.
Corak budaya ketimuran itu sendiri contohnya seperti, budaya gotong-royong, toleransi, bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu permasalahan, serta interaksi dengan lingkungan yang baik, seperti hubungan bertetangga, dsb. Selain itu juga terdapat norma-norma kesopanan dan kesusilaan yang kuat dalam budaya timur, lain halnya dengan budaya barat yang lebih mengenal pergaulan bebas dan lebih mengutamakan hak dan kebebasan indifidu. Budaya timur memiliki sangsi sosial yang cukup kuat, kepada pelanggar norma-norma tersebut. Akan tetapi jika melihat arti etika yang merupakan nilai-nilai atau norma, nilai moral atau kode etik, dan tentang sesuatu yang baik dan buruk, maka sanksi bagi yang melanggar etika biasanya hanyalah berupa sangsi moral dari masyarakat, seperti di asingkan secara sosial oleh masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

DAMPAK DAN PENGARUH KEBUDAYAAN ASING TERHADAP KEBUDAYAAN LOKAL DAN TRADISOONAL INDONESIA.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka mendekati tahun 2000-an Teknologi Informasi mulai berkembang kemudian menjadi trend pada pertengahan taun 2000an. Sebagai dampaknya era Globalisasi yang senantiasa ditopang oleh metropolitanisme melanda dunia dewasa ini mengakibatkan dunia tanpa batas waktu dan ruang sehingga informasi yang ada di seluruh dunia dapat dengan mudah diakses dengan cepat oleh setiap manusia tanpa membedakan anak-anak ataupun orang dewasa. Informasi tersebut dapat menguntungkan masyarakat Indonesia tetapi juga dapat merugikan yaitu dapat mengakibatkan menurunnya budaya dalam masyarakat Indonesia yang pada akhirnya melemahkan ketahanan negara. Dimana budaya dari luar negeri yang masuk bisa sangat mempengaruhi budaya masyarakat Indonesia yang tercemin dari perilaku, pola pikir, tindakan serta gaya dalam masyarakat Indonesia yang mengarah krisis nasionalisme.
Pengaruh negatif globalisasi pada nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia khususnya pengaruh dari tayangan Televisi yang mengakibatkan bergesernya nilai-nilai kebangsaan masyarat kita, dan mengarah pada krisis nasionalisme. Pengaruh terbesar dari tayangan Televisi kebanyakan adalah dampak peniruan oleh masyarakat. Kebanyakan tayangan Televisi hanya menampilkan gaya hidup kota metropolitan seperti Jakarta, lengkap dengan gaya hidup mewah dan pergaulan yang serba glamor. Kalaupun ada terselip nilai-nilai positif seperti persahabatan, solidaritas, dan kejujuran, hal tersebut seolah tersamarkan dengan hal-hal negatifnya ditambah lagi acara-acara tersebut ditayangkan pada jam-jam prime time. Kalau pun ada tayangan untuk pendidikan seperti acara rohani atau TV Edukasi waktu tayangnya sangat sedikit, dan jam tayangnya tidak terlalu baik.
Pengaruh informasi dunia tanpa batas tersebut sangat deras dan menjadi suatu kebutuhan setiap harinya, dimana informasi tersebut dapat dengan mudah ditemukan dimedia cetak dan elektronik. Contohnya pada tanyangan televisi yang sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat kita. Dibalik segi positif tayangan televisi yang berisi informasi, pengetahuan, pendidikan dan hiburan tanpa disadari televisi telah memberikan banyak pengaruh negatif dalam kehidupan manusia baik anak-anak maupun orang dewasa khususnya masyarakat Indonesia.
Modernisasi dan globalisasi telah menggeser kebudayaan lokal pribumi ke pinggiran budaya dan ke pojok-pojok pandangan masyarakat. Di satu sisi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memodernisasikan kehidupan orang-orang di daerah dan mempermudah kehidupan mereka. Tetapi resikonya pun sangat besar yaitu hancurnya tatanan sosial, institusi-institusi keagamaan dan memudarnya tradisionalisme.
Sebagai contoh dari kasus tadi kita ambil contohnya pergeseran budaya lokal yang terjadi pada budaya sunda. Diantara identitas tradisional kesundaan yang sudah hilang misalnya adalah Kaulinan Sunda (bermacam jenis permainan khas masyarakat Sunda), seperti gatrik, galah, rerebonan, bancakan, ucing sumput, oray-orayan, sorodot gaplok, sondah, perepet jengkol, dan lain-lain kini hilang dilindas kebudayaan pop (pop culture), contohnya seperti ulang tahun, pesta, Valentaine days, mejeng di Mall, dugem discotik dan bahkan narkoba. Sedangkan berbagai permainan anak anak teknologi canggih telah menghapus khazanah itu dan menggantikannya dengan video game, CD game dan play station. Permainan tradisional hasil kreatifitas masyarakat Sunda dahulu yang dekat dengan alam dan sangat mengasyikan ketika dimainkan, kini sulit ditemukan dimainkan oleh anak-anak Sunda. Kaulinan itu semua kini hanya tinggal kenangan orang-orang dewasa dan orang tua. Anak-anak sekarang kecuali sedikit di wilayah pedesaan-pedesaan tertentu bisa dipastikan tidak mengenal lagi permainan itu.
Hal tersebut mengakibatkan pula pergeseran nilai-nilai etika dan estetika dari masyarakat sunda, kini di perkotaan bahkan di daerah desa sekalipun mulai banyak nilai etika masyarakat sunda seperti rengkuh, asor, punten, dan sebagainya mulai hilang. Dari segi estetika, kesenian musik-musik tradisional dan pertunjukkan-pertunjukkan hiburan Sunda juga bernasib serupa. Reog, calung, angklung, arumba, lais, kacapi suling, wayang, kuda lumping dan lain-lain memang masih ditemukan dalam acara-acara seremonial tertentu seperti perkawinan, sunatan, agustusan, syukuran, penyambutan pejabat dan lain-lain. Tapi, tampaknya tak sulit disepakati bahwa intensitas hadirnya kesenian-kesenian itu semakin jarang dan terus berkurang.

ANTISIPASI PENGARUH NEGATIF DARI KEBUDAYAAN ASING
Dalam melestarikan nilai estetika budaya tradisional penyusun mengusulkan perlu kiranya diadakan sebuah modifikasi oleh para pelaku seni tradisional tersebut agar kesenian tradisional terlihat lebih menarik. Contohnya seperti kebudayaan wayang golek, seorang tokoh kesenian wayang golek, Asep Sunandar Sunarya yang telah mereformasi wayang golek, mungkin wayang sekarang sudah semakin tidak populer ditinggalkan masyarakat Sunda modern. Tetapi Asep Sunandar Sunarya telah menyisakan minat orang Sunda modern pada wayang pada aspek-aspek bodornya terutama pada tokoh si Cepotnya. Tapi reformasi seperti dalam wayang tidak terjadi dalam kesenian yang lain. Kesenian lawak Sunda seperti reog atau angklung semakin terpojok kepinggiran dan kini sedang menghilang karena tak mampu bersaing dengan kelompok-kelompok lawak kemasan modern yang muncul di televisi. Beberapa kesenian Sunda tradisional sudah punah duluan seperti gondang. Sisindiran, calung dan angklung masih ditemukan sekali-sekali ditayangkan TVRI Bandung, tapi penampilan acara-acara tradisional di TV tak lain hanya sebagai komoditi pariwisata yang kemunculannya karena pesanan, rekayasa, dan formalitas.
Melihat kondisi di atas, peran pemerintah sangat diperlukan untuk memfilter dan memfasilitator terhadap dampak dari pengaruh budaya asing. tayangan-tanyangan Televisi yang sesuai dengan tatanan, kaidah, norma dan moral masyarakat Indonesia. Begitu juga peran tokoh agama, adat dan masyarakat dalam memberikan pandangan dan batasan tentang tayangan-tayangan yang sesuai dengan ajaran agama yang dianut serta berusaha meningkatkan keimanan setiap penganutnya, memelihara dan meningkatkan norma-norma adat istiadat dan norma-norma yang berlaku dalam masyarat. Tidak kalah pentingnya adalah dunia pendidikan dan keluarga, dimana dari sejak dini telah diperkenalkan pendidikan ahklak, atau budi pekerti, moral dan etika kepada anak-anak dan dimasukkan kedalam kurikulum sekolah, serta peningkatan bimbingan dan pengawasan dari keluarga dengan pendekatan kasih sayang dan pengertian, sehingga mereka dapat memfilter tayangan-tayangan tersebut, yang pada akhirnya membentuk pribadi yang solid dan mempuyai ketahanan dalam menghadapi dunia masa depan.
Akhirnya kita sadari tidak mungkin menghindar dari arus informasi yang deras pada era globalisasi sekarang ini tetapi penanganan yang terpadu antara pemerintah, tokoh agama, adat dan masyarakat, serta dunia pendidikan dan keluarga sangat dibutuhkan dalam membendung arus globalisasi budaya yang telah masuk kedalam masyarakat kita sehingga diharapkan memperkecil menurunnya menurunnya nilai-nilai etika dan estetika berbudaya serta meningkatkan nilai dan prinsip kebangsaan

PENUTUP
Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka terdapat beberapa saran yang ingin penyusun kemukakan yaitu sebagai berikut :
1. Dalam melestarikan nilai estetika budaya tradisional penyusun merasa perlu diadakan sebuah modifikasi pada kesenian tradisional agar terlihat lebih menarik oleh para pelaku seni tradisional tersebut.
2. Perlunya pengenalan Permainan-permainan tradisional pada anak-anak sebagai upaya melestarikan kesenian tradisional.
3. Pendidikan mengenai etika serta estetika kebudaya, tradisional dan bahasa daerah pelu diberikan sedini mungkin sebelum pengenalan terhadap kebudayaan nasional disekolah.
4. orang tua harus mengawasi dan memfilter tontonan yang baik untuk anaknya

REFERENSI
Awan, http://awan965.wordpress.com/2008/08/01/budaya-sunda-mulai-hilang/,
6 maret 2009.
Supardi, Nunus.
http://nurussupriadi.blogspot.com/2008/10/nilai-etika-dan-estetika-dalam.html
6 maret 2009.
firdaus, yulian. http://www.ilkom.unsri.ac.id/dosen/fali/materi/Pengenalan%20nilai%20budaya%20tata%20krama%20dan%20etika%20keilmuan-fali.pdf
6 maret 2009.
Ashar, kurnia
http://kurnirasari95.blogspot.com/2008/10/nilai-etika-dan-estetika-dalam.html
6 maret 2009.
http://www.geocities.com/new_palakat/artikel/006.htm
6 maret 2009.
http://www.wikipedia.com
6 maret 2009.

1 komentar:

  1. Did you hear there is a 12 word phrase you can communicate to your man... that will induce deep emotions of love and instinctual appeal for you deep inside his heart?

    That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, cherish and look after you with his entire heart...

    12 Words That Trigger A Man's Love Response

    This impulse is so built-in to a man's brain that it will make him work harder than before to make your relationship as strong as it can be.

    Matter-of-fact, fueling this all-powerful impulse is absolutely binding to getting the best possible relationship with your man that as soon as you send your man one of these "Secret Signals"...

    ...You will soon find him expose his soul and heart for you in a way he haven't experienced before and he will perceive you as the only woman in the world who has ever truly fascinated him.

    BalasHapus

Pengikut